Assalamualaikum
Sahabat Kuncimedia
Salam
Berbudi...Kebanyakan warga Jawa Tengah (Jateng) menganggap bahwa biaya sekolah
terbilang mahal. Lantaran itulah, masih banyak ditemukan di provinsi ini anak
yang belum mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Padahal,
pendidikan adalah hal yang penting untuk kemajuan hidup seseorang.
Adalah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang membuat terobosan pada Juni 2014. Pria yang
menjadi orang nomor satu Jateng sejak 23 Agustus 2013 itu membuka Sekolah
Menengah Kejurusan (SMK) Jateng. Dengan biaya pendidikan gratis, sekolah ini
menyasar siswa dari keluarga miskin. SMK Jateng hadir di tiga kota yakni
Semarang, Pati, dan Purbalingga.
Hingga
kini, SMK Jateng menjadi jujugan atau pilihan pertama warga miskin
menyekolahkan anak. Alasannya, SMK Jateng menorehkan prestasi mentereng pula.
SMK
Jateng menjadi pemuncak ujian nasional (UN) kategori SMK se-Jateng. Tak hanya
itu, tujuh siswa SMK Jateng tercatat meraih nilai 100 pada UN mata pelajaran
matematika.
Prestasi
akademis lainnya adalah juara pertama Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN)
Kimia se-Jateng. Saat berlomba di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tim SMK
Jateng menjadi juara I Nasional Lomba Kewirausahaan BMC.
"Selain
prestasi yang bagus, siswa di sekolah ini juga selalu menjadi rebutan sejumlah
perusahaan. Bukan para siswa yang mencari pekerjaan, namun justru pimpinan
perusahaan-perusahaan besar di Jateng yang berebut tenaga kerja
berkualitas," kata Wakil Kepala Humas SMK Negeri Jawa Tengah Suyoto saat
ditemui di kantornya di Jalan Brotojoyo 1 Kota Semarang, Selasa (7/11/2017).
Bekerja
Lebih
lanjut, Suyoto menerangkan angkatan tahun pertama yang sudah lulus semuanya
sudah diterima bekerja di sejumlah perusahaan besar, di antaranya PT Hitachi,
PT Astra, PT Komatsu, sejumlah perusahaan garmen, perusahaan suku cadang alat
berat, dan menjadi pimpinan BUMD di Jateng.
"Kami
memastikan seluruh lulusan pertama tahun ini sudah mendapatkan pekerjaan. Yang
kuliah juga banyak dan semuanya beasiswa ada di UGM, Polines, Unnes, STAN dan
STEM Akamigas Cepu," terangnya.
Siswa
dengan kualitas bermutu tinggi yang dihasilkan SMK Jateng ini kata Suyoto
membuktikan bahwa siswa dari keluarga miskin mampu bersaing jika mendapat akses
pendidikan setara.
"Kami
akan terus menjadikan SMK Jateng sebagai wadah bagi masyarakat miskin menuntu
ilmu dan mewujudkan cita-citanya," tuturnya.
Suyoto
meneruskan kali pertama dibuka, 900 lebih calon siswa mendaftar di sekolah
tersebut. Mereka disaring menjadi 300 melalui sejumlah tes.
"Pendaftaran
awalnya melalui online, karena syarat utama harus miskin, berkas yang masuk
diverifikasi sebelum dinyatakan lolos uji kompetensi akademik," ujarnya
Suyoto.
Uniknya,
untuk memastikan siwa benar-benar dari keluarga tidak mampu, dilakukan kunjungan
ke rumah calon siswa. “Seperti apa rumahnya, ekonomi orang tuanya, dan kemauan
belajarnya," katanya.
Selanjutnya,
seluruh kebutuhan siswa ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Jateng serta bantuan dari Bank Jateng. Kebutuhan yang
ditanggung meliputi lima seragam sekolah termasuk olahraga dan seragam praktik,
baju biasa, kebutuhan makan, kebutuhan mandi, dan bantuan uang saku dari Bank
Jateng.
Di
SMK Jateng terdapat tujuh program studi keahlian yakni lima program studi di
Semarang dan dua di Pati. Lima program tersebut yakni Teknik Bangunan, Teknik
Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, dan Teknik Otomotif.
Sedangkan,
dua program yang di Pati yakni
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Teknik Otomotif.
"Selain
itu, di SMK Negeri Jateng juga terdapat sejumlah kegiatan baik untuk
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler seperti OSIS, Majelis Perwakilan Kelas
(MPK), Pramuka, PMR, Paskibra, Rekayasa Teknologi, Seni Tari, Kesenian Jawa,
Drum Band, Jurnalistik, Karate Seni musik dan sejumlah kegiatan lain,"
pungkasnya.
Sementara
itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan berdirinya SMK Jateng ini merupakan
wujud kehadiran negara dalam memberikan ruang pada setiap anak yang ingin
menggapai cita-citanya dengan pendidikan.
Terutama,
bagi mereka yang keadaannya kurang beruntung. "Yang berbohong pura-pura
miskin dan tidak jujur maka akan di coret dan digantikan dengan orang yang
benar-benar jujur, berkompeten, dan berprestasi," kata Ganjar menegaskan.
(Sumber: http://regional.kompas.com
dalam psmk.kemdikbud.go.id). Semoga info bermanfaat.